Rabu, 21 Agustus 2013

Materi Pelajaran IPS Kelas 7 Semester Ganjil SMP/MTs : Peta, Atlas, dan Globe

PETA, ATLAS DAN GLOBE
Peta.
Kata peta pasti sudah sangat familiar di telinga kita. Anda pasti sering melihat atau bahkan pernah menggunakan peta, tetapi mungkin Anda masih kesulitan untuk mendeskripsikan pengertian dari peta. Sebenarnya Anda tidak perlu menghafal definisi dari peta, cukup dengan melihat peta seharusnya Anda sudah bisa mendefinisikan peta.
Peta adalah gambaran sebagaian atau seluruh wilayah di permukaan bumi dengan berbagai kenampakannya pada bidang datar yang diperkecil dengan menggunakan skala tertentu.
Peta adalah gambaran permukaan bumi pada bidang datar dengan skala tertentu melalui suatu sistem proyeksi. Peta bisa disajikan dalam berbagai cara yang berbeda, mulai dari peta konvensional yang tercetak hingga peta digital yang tampil di layar komputer. Istilah peta berasal dari bahasa Yunani mappa yang berarti taplak atau kain penutup meja
Peta adalah gambaran konvensional permukaan bumi atau benda angkasa, yang meliputi perwujudan, letak, maupun data yang berkaitan, seperti tampaknya apabila dilihat dari atas. Sumbernya dapat berupa hasil pengukuran, foto udara, atau citra satelit.
Syarat- syarat peta
Syarat- syarat peta secara umum
  1. Jelas dan tidak membingungkan
  2. Mudah dimengerti maknanya
  3. Memberi gambaran mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya
  4. Sedap dipandang, menarik, rapi dan bersih
Syarat- syarat peta secara khusus
a)      Skala angka (numerik) : skala yang dinyatakan dengan angka. Contoh pada peta Indonesia skala 1:20.000.000 artinya 1 cm pada peta sama dengan 20.000.000 cm di lapangan atau 200 km.
b)       Skala garis (grafis) : skala yang ditunjukkan dalam bentuk garis
c)       Orientasi peta adalah petunjuk arah pada peta yang menunjukkan arah utara. Umumnya diberi simbol sederhana berupa anak panah dan diberi huruf U.
d)      Sumber peta, dicantumkan adar diketahui dari mana sumber peta, data peta, dan pembuatnya.
e)       Tahun pembuatan peta atau penerbitan peta, penting untuk kemugkinan perubahan data dalam waktu tertentu.
f)        Inset peta, berfungsi sebagai petunjuk lokasi daerah yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya. Inset peta dapat dibedakan menjadi dua macam:
  1. Inset pembesaran berfungsi untuk memperjelas informasi penting dari suatu lokasi
  2. Inset lokasi wilayah, berfungsi memberikan gambaran yang baik mengenai posisi geografi daerah yang dipetakan.
g)      Warna peta, mempresentasikan objek di lapangan sehingga memiliki kemiripan dengan objek yang sesungguhnya di lapangan. Contoh : warna biru untuk menggambarkan perairan dan hijau untuk dataran rendah.
h)      Tulisan(lettering), berfungsi memberikan penjelasan terhadap informasi lokasi, letak, dan kenampakan objek geografi di dalam peta. Penggunaan tipe huruf adalah, sebagai berikut:
  1. Huruf romawi digunakan untuk menuliskan nama provinsi, ibu kota, dan kota-kota besar,
  2. Huruf italic atau miring digunakan untuk menulis kenampakan air seperti laut, teluk, pelabuhan dan sebagainya.
  3. Huruf gothic digunakan untuk menulis kenampakkan hypsografi, seperti pegunungan, lembah, dan sejenisnya
  4. Huruf gothic miring digunakan untuk menulis kenampakkan medan buatan, seperti jalan raya, sekolah, dan sejenisnya.
i)        Garis tepi peta berfungsi membatasi peta dengan semua komponen peta antara suatu daerah yang dipetakan dengan daerah di sekitarnya.
j)        Garis astronomi, berfungsi memberikan informasi posisi atau letak absolut suatu daerah yang dipetakan berdasarkan letak lintang dan bujurnya.
k)      Legenda peta keterangan yang diperlukan peta pada umumnya menyajikan keterangan simbol, tanda, atau singkatan yang digunakan pada.
Simbol pada peta dapat dibedakan menjadi bentuknya sebagai berikut:
(1)   Simbol menurut sifatnya
  • Simbol kualitatif adalah simbol pada peta yang mencerminkan jumlah, angka-angka atau volume tertentu
  • Simbol kuantitatif adalah simbol yang memuat unsur nilai, angka, atau jumlah.
(2)   Simbol menurut bentuknya
  • Simbol titik digunakan untuk menandai letak suatu tempat, yaitu titik, kotak, segitiga dan sebagainya
  • Simbol garis digunakan untuk kenampakan jalan raya, sungai, batas administrasi, dan sejenisnya
  • Simbol luasan digunakan untuk kenampakan seperti hutan, lahan pertanian dan perkebunan, pemukiman penduduk, iklim, curah hujan, dan sejenisnya
  • Simbol warna digunakan untuk kenampakkan seperti laut, sungai, dataran rendah, dan sejenisnya
Jenis peta
  1. Peta induk/ peta dasar; Peta induk merupakan hasil survei permulaan dari geodesi, yang dapat digunakan untuk membuat peta- peta lain dan masih membutuhkan materi- materi tambahan serta hanya mencakup data- data pokok atau penting
  2. Peta topografi; Peta yang menggambarkan kenampakan umum permukaan bumi secara detail.
  3. Peta tematik; Peta yang menampilkan tema tertentu atau khusus. Peta tematik meliputi peta dinamik (peta yang menggambarkan gerakan suatu data) dan statistik
Bentuk peta
  1. Peta analog
    1. Peta planimetri dibuat pada bidang datar dengan menggunakan media kertas, kain, atau kayu triplek.
    2. Peta streometri, Peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya
  2. Peta digital Peta yang dibuat dengan menggunakan media komputer sehingga apabila ada pembaruan dapat dilakukan dengan cepat.
Atlas
atlas
Atlas adalah sekumpulan peta yang dijilid satu dalam bentuk buku dengan bahasa, simbol, dan proyeksi yang umumnya seragam
Syarat- syarat atlas
1.      Menggambarkan suatu daerah dengan data yang akurat
2.      Memiliki formulasi warna atau simbol lain yang tepat sehingga tampak menarik
3.      Menggunakan proyeksi peta tertentu yang disesuaikan dengan tujuan
4.      Memiliki atribut dan informasi yang lengkap
Jenis-jenis atlas
a.       Atlas nasional
b.      Atlas dunia
c.       Atlas semesta
Penggunaan atlas;atlas dapat digunakan sebagai sumber informasi geografi berikut:
  1. Bentuk fisik suatu negara atau benua
  2. Sistem tata surya, rasi bintang, peta langit, dan tata koordinat bintang
  3. Letak astronomis
  4. Kondisi fisik bumi
  5. Letak sumber daya alam potensial
  6. Agihan atau persebaran suatu objek tertentu serta pertumbuhan sosial ekonomi dan budaya penduduk di  dunia.
Globe
Globe adalah model tiruan bola bumi yang memberikan gambaran tentang bentuk bumi, sehingga mendekati bentuk yang sebenarnya.
Kedudukan dan penggunaan Globe
Kedudukan globe agak condong, sesuai dengan kemiringan sumbu bumi, yaitu membentuk sudut 661/2  terhadap garis ekliptika. Globe dapat digunakan untuk keperluan pengetahuan berikut :
1.      Mengetahui proses gerhana
2.      Mengetahui proses perubahan musim
3.      Menghitung pembagian waktu
4.      Mengetahui pembagian iklim
5.      Membandingkan luas daratan dengan lautan di permukaan bumi
6.      Sebagai media peragaan bentuk bumi dan rotasi’
7.      Mengetahui skala nominal tentang jarak, bentuk dan luas
8.      Menentukan jenis proyeksi untuk pemetaan
Mencari Informasi Geografi pada Peta, Atlas dan Globe
Informasi secara global dari peta; Peta menggambarkan informasi keruangan yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan dan data dapat digunakan kembali untuk keperluan visual. Data yang dimasukkan ke dalam peta dapat berupa simbol-simbolyang berfungsi menggambarkan sebagian atau seluruh permukaan bumi serta kenampakan-kenampakan atau fenomena yang ada.
Informasi secara global dari atlas
  1. Indeks; Mempermudah pengguna atlas dalam mencari dan menemukan informasi letak suatu objek unsur-unsur geografi lain yang disusun urut menurut objek.
  2. Daftar isi; Merupakan petunjuk tentang isi atlas itu sendiri secara urut setiap halaman.
  3. Garis lintang dan garis bujur; Garis lintang dan garis bujur dapat digunakan untuk mencari informasi geografi, misalnya Indonesia terletak di antara6008’ LU – 110LS dan antara 94045’ BT – 141005’ BT.
  4. Informasi secara global dari globe
    1. Garis lintang
    2. Garis bujur
Sebuah globe yang ditempatkan pada tempatnya seperti pada gambar tersebut dapat diputar-putar. Hal itu melambangkan bahwa bumi berputar pada porosnya (rotasi). Gerakan rotasi bumi dan Kutub Utara-Selatan merupakan grid geografi. Grid geografi ini terdiri atas sejumlah garis utara-selatan dan timur-barat. Grid yang menghubungkan kutub-kutub bumi disebut meridian atau bujur. Garis bujur besarnya antara 0°-360°. Bujur 0° dimulai di Greenwich, sebuah kota di timur Kota London, Inggris. Garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut garis bujur barat (BB), besarnya 0°–180°. Garis yang berada di sebelah timur Greenwich disebut garis bujur timur (BT), besarnya 0°–180°. Garis bujur digunakan untuk menentukan waktu dan tanggal. Garis bujur 0° ditetapkan sebagai titik awal perhitungan waktu internasional yang dikenal sebagai waktu Greenwich Mean Time (GMT). Pertemuan antara garis 180° BB dan 180° BT ditetapkan sebagai garis batas tanggal internasional. Grid yang menghubungkan arah timur-barat sejajar Equator disebut pararel atau lintang. Garis lintang yang berada di utara Equator disebut garis lintang utara (LU). Garis lintang yang berada di sebelah selatan Equator disebut garis lintang selatan (LS). Garis lintang besarnya antara 0°-90°.
Kalau kamu perhatikan, di globe juga terdapat angka 66 ½° atau 23 ½°. Apa arti garis-garis dan angka 66½° atau 23½°? Pada globe, sumbu bumi tidak tegak lurus pada lintasan semu matahari. Selain rotasi, bumi juga mengalami revolusi, yaitu peredaran Bumi mengelilingi Matahari. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali putaran penuh (rotasi) ialah 24 jam. Sambil berotasi, bumi beredar mengelilingi matahari. Peredaran bumi mengelilingi matahari membentuk suatu bidang yang disebut ekliptika. Waktu yang diperlukan bumi untuk satu kali beredar penuh (revolusi) ialah 365 hari. Pada kenyataannya, poros bumi dalam peredaran mengelilingi matahari selalu miring 66½° terhadap bidang ekliptika. Karena letaknya sangat jauh, sinar matahari yang datang ke permukaan bumi arahnya sejajar. Garis-garis dan angka 66½° atau 23½° tersebut menunjukkan posisi datangnya sinar matahari yang berdampak pada iklim suatu tempat di mumi. Jadi, garis-garis dan angka 66½° atau 23½° menunjukkan keadaan iklim suatu tempat di bumi. Garis lintang menandakan perbedaan zona iklim di bumi. Daerah di antara garis Khatulistiwa, 23 ½° LU – 23 ½° LS, disebut daerah tropis karena di sanalah sepanjang waktu matahari bersinar pada siang hari. Di daerah ini hanya dikenal 2 musim, yaitu musim panas dan penghujan. Sementara daerah antara 23 ½° LU dan 66 ½° LU serta antara 23 ½° LS dan 66 ½° LS disebut daerah subtropis. Di daerah ini dapat terjadi 4 musim, yaitu musim panas, musim gugur, musim dingin, dan musim semi.
Gambar 4.4 Pembagian iklim berdasarkan garis lintang
Gambar 4.4 Pembagian iklim berdasarkan garis lintang
4. Skala Peta
Untuk dapat memperoleh informasi yang tepat dalam membaca peta, atlas, dan globe, satu hal penting yang harus diketahui ialah skala yang digunakan. Dalam geografi, skala peta diartikan sebagai perbandingan jarak antara dua titik di peta dan jarak dua titik di lapangan (jarak sebenarnya). Skala peta biasanya menggunakan satuan cm atau inci.
Apa gunanya skala?
Skala berguna untuk membuat peta, mengubah ukuran peta (memperbesar atau memperkecil), dan mengetahui jarak dan luas sebenarnya dari suatu objek geografi. Dengan adanya skala, semua wilayah di permukaan bumi yang jaraknya ribuan kilometer maupun luasnya jutaan kilometer dapat digambar dalam sehelai kertas.
Apa saja jenis skala?
Ditinjau dari cara penulisannya ada tiga jenis skala, yaitu skala angka atau numerik, skala garis, dan skala kata.
(1) Skala angka/numerik
Skala yang dibentuk dengan angka.
Contoh: 1 : 10.000 artinya 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di lapangan.
(2) Skala garis
Skala yang dibentuk dengan garis, tetapi pada garis ada perbandingan satuan.
Image:Manusia_Perkem_Lingk_9.jpg
Artinya, ukuran pada garis 1 cm di atas sama dengan garis 5 km di lapangan.
(3) Skala kata
Skala yang dibentuk dengan kata, tetapi kata-kata tersebut menunjukkan perbandingan jarak pada peta dan jarak datar di lapangan, misalnya 1 cm sama dengan 1 km.
Ditinjau dari ukurannya, terdapat berbagai ukuran skala seperti berikut.
Tabel 4.3 Jenis dan Ukuran Skala
Tabel 4.3 Jenis dan Ukuran Skala
Perhatikanlah skala yang tertulis pada sebuah peta. Misalnya, tertulis 1: 10.000. Artinya, 1 cm pada peta sama dengan 10.000 cm di lapangan. Dengan demikian, berdasarkan tabel di atas, makin kecil angka, makin besar skala; makin besar angka, makin kecil skala.
Perhatikan contoh berikut.
Jarak antara Kota Damai dan Kota Tenang di peta ialah 15 cm.
Jarak sesungguhnya antara Kota Damai dan Kota Tenang adalah 15 km = 1. 500.000
cm. Berapa skala peta tersebut?
5. Ayo Memperbesar dan Memperkecil Peta
Kamu tentunya pernah membuat pas foto. Pas foto tersebut ada yang berukuran 3 x 4 cm, 4 x 6 cm, atau berukuran kartu pos. Itulah contoh perbedaan ukuran yang dapat kamu lihat di lingkungan sekitarmu. Kalau memperbesar atau memperkecil pas foto dilakukan oleh mesin, memperbesar dan memperkecil peta dapat kamu lakukan sendiri.
Bagaimana cara memperbesar atau memperkecil peta?
Memperbesar atau memperkecil skala peta ialah mengubah ukuran peta dasar. Perubahan ini menyebabkan perubahan skala peta. Artinya, makin besar perubahan ukuran peta, makin besar skala; makin kecil perubahan ukuran peta, makin kecil skala peta. Memperbesar atau memperkecil skala peta dapat dilakukan dengan beberapa cara: memfotokopi, menggunakan pantograf (alat yang biasa digunakan kartograf untuk memperbesar/memperkecil peta), dan menggunakan sistem petak. Pada kesempatan ini kita akan memperbesar atau memperkecil peta dengan menggunakan sistem petak.
Contoh:
Sebuah peta berskala 1:10.000.
Jika peta diperbesar 2x , ukuran skalanya berubah menjadi 1: 5.000
Jika peta diperkecil 2x , ukuran skalanya menjadi 1:20.000
Memperbesar atau memperkecil peta secara sederhana dapat kita lakukan dengan bantuan garis kotak-kotak berukuran sama. Untuk lebih memahami bagaimana memperbesar atau memperkecil peta dengan sistem kotak tersebut, lakukanlah kegiatan memperbesar peta berikut.
1. Kita akan mengubah sebuah peta berskala 1:10.000. Buat garis grid secara vertikal dan horizontal pada peta asli (Gambar 4.5) dengan jarak tertentu, misalnya 1 cm.
2. Buat garis grid secara vertikal dan horizontal pada kertas lain dengan jarak lebih besar dari peta asal, misal 2 cm.
3. Gambar peta asli pada kertas yang sudah dibuat gridnya dengan ukuran 2 cm.
4. Ubah skala pada peta yang sudah diperbesar. Caranya:
- Ukur jarak pada peta asal dari pojok kiri sampai pojok kanan adalah 7 cm.
- Ukur jarak pada peta baru dari pojok kiri sampai pojok kanan adalah 14 cm
- skala peta baru adalah = 7/14 × 10.000 = 5.000
5. Maka peta baru tersebut mempunyai skala 1 : 5.000

Sumber: http://jagoips.wordpress.com

Selasa, 13 Agustus 2013

Bahasa Inggris (Komponen Bahasa Inggria)

Komponen Bahasa Inggris
Komponen Bahasa Inggris
Sebelum kita mengulas lebih jauh tentang
Komponen Bahasa Inggris. kita akan
membahas terlebih dahulu pengertian dari
bahasa itu sendiri. Definisi bahasa ditinjau
dari kamus besar "Oxford" is system of
communication in speech and writing used by
people of a particular country. Pengertian
lain dari bahasa adalah sistem yang
digunakan untuk mengekspresikan ide atau
gagasan, perasaan, atau memberikan
informasi. Fungsi dari bahasa itu sendiri
adalah sebagai alat komunikasi. Sedangkan
jenis (kinds) dari bahasa itu ada tiga, yaitu
bahasa isyarat (sign language), bahasa lisan
(spoken language), dan yang terahir adalah
bahasa tulis (written language).
Setelah kita mengetahui tentang definisi dari
bahasa, fungsi dan juga jenis bahasa itu
sendiri. Sekarang kita akan membahas lebih
dalam tentang Komponen Bahasa "inggris".
Kompenen-Komponen Bahasa Inggris
1. Letter (huruf): Simbol bunyi yang
disepakati oleh pengguna bahasa.
eg: A-Z
2. Word (kata): Rangkaian huruf yang
bermakna kecuali I and A.
Kinds (jenis): a. Kata Kerja (Verb) eg:
menasehati (advise)
b. Kata Benda (Noun) eg: buku
(book)
c. Kata Ganti (pronoun) eg: kamu
(you)
d. Kata Sifat (Adjective) eg: besar
(big)
e. Kata Keterangan (Adverb) eg:
kemarin (yesterday)
f. Kata Sambung (Conjunction) eg:
dan (and)
g. Kata depan (Preposition) eg: dari
(from)
h. Kata Seru (Exclamation) eg:
wow.....!!!
3. Phrase (frase): Rangkaian kata yang
bermakna tetapi tidak berpola S+P atau S+V.
eg: agak cantik, gadis cantik, toko
buku.
Dari contoh diatas tidak terdapat
rang kaian S+P atau S+V, maka rangkaian
diatas disebut "frase".
4. Clause (klausa): Rangkaian kata yang
bermakna, berpola S+V yang bisa menjadi
kalimat atau bagian dari kalimat. Jenis
(kinds): Main Clause (induk kalimat)
Sub Clause (anak kalimat)
5. Sentence (kalimat): Rangkaian kata yang
bermakna sempurna, dan berpola S+V dan
diakhiri dengan tanda baca pengakhir.
seperti full stop (.), question mark (?), dan
exclamation mark (!).
Terima kasih telah membaca artikel ini.
Semoga bisa menambah pemahaman anda
tentang bahasa inggris. semoga bermanfaat.

Selasa, 23 Juli 2013

Materi SMP Kelas 8 IPS Bab 1 Semester Ganjil Kondisi Fisik, Wilayah, dan Penduduk Indonesia

KONDISI FISIK, WILAYAH DAN PENDUDUK INDONESIA

Petrus Haryo SabtonoDisampaikan dalam Pembelajaran Mata Pelajaran Geografi SMPK Santo Yoseph Denpasar
Semoga Bermanfaat.
Tuhan Memberkati.
(Diperbolehkan memperbanyak dengan mencantumkan sumber: www.abelpetrus.wordpress.com)
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki keragaman bentuk muka bumi, baik di daratan maupun di dasar laut. Selain keragaman bentuk muka bumi, Indonesia juga diperkaya dari letak geografis maupun letak astronomis. Letak astronomis berpengaruh terhadap iklim, sementara letak geografis berpengaruh terhadap keadaan alam maupun penduduknya. Kondisi yang demikian ini ternyata mempunyai hubungan yang erat dengan segala aktivitas manusianya. Atau dalam kata lain bahwa kondisi sosial suatu wilayah tidak akan terlepas dari keadaan fisiknya. Karena itu kajian/pembahasan geografi adalah mengkaji/membahas saling hubungan antara unsur fisik dan unsur sosial di permukaan bumi.
Pemanfaatan lingkungan fisik oleh manusia pada hakikatnya tegantung pada kondisi lingkungan fisik itu sendiri dan kualitas manusianya. Penguasaan Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sangat berpengaruh terhadap kegiatan manusia untuk mengelola dan memanfaatkan kondisi lingkungan fisiknya untuk kesejahteraan hidupnya.
 Kata Kunci: kondisi geografis, letak geografis, letak astronomis, kondisi musim, persebaran jenis tanah, persebaran flora dan fauna, kondisi penduduk.
Untuk Mendapatkan Materi ini silahkan klik disini lalu pilih judul yang sesuai dengan materi ini.
A. Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Kondisi Alam dan Penduduk
Pengertian letak geografis adalah letak suatu negara dilihat dari kenyataan di permukaan bumi. Letak geografis disebut juga letak relatif, disebut relatif karena posisinya ditentukan oleh fenomena-fenomena geografis yang membatasinya, misalnya gunung, sungai, lautan, benua dan samudra.[1] Menurut letak geografisnya Indonesia terletak di antara dua benua, yakni Asia dan Australia, dan di antara dua samudra, yakni Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Agar semakin jelas dimana letak geografis Indonesia perhatikan gambar peta dan globe di bawah ini:
1) Letak Geografis Indonesia pada peta:
2) Letak Geografis Indonesia pada Globe
Letak geografis Indonesia yang diapit dua benua dan berada di antara dua samudra berpengaruh besar terhadap keadaan alam maupun kehidupan penduduk. Letak ini juga disebut/dikenal sebagai posisi silang (cross position), seperti gambar di bawah ini:
Posisi Silang 
Letak geografis ini sangat strategis untuk negara Indonesia, sebab tidak hanya kondisi alam yang mempengaruhi kehidupan penduduk Indonesia, tetapi juga lintas benua dan samudera ini berpengaruh terhadap kebudayaan yang banyak dipengaruhi oleh kebudayaan asing, yakni dalam bidang seni, bahasa, peradaban, dan agama dengan keanekaragaman suku-bangsa yang kita miliki. Selain kebudayaan, Indonesia juga mendapatkan keuntungan ekonomis, seperti: pertama, kerjasama antar negara-negara berkembang sehingga memiliki mitra kerjasama yang terjalin dalam organisasi, seperti ASEAN (Association of Southeast Asian Nations/Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara)[2]kedua, seperti terlihat pada gambar di atas dapat diketahui Indonesia sebagai inti jalur perdagangan dan pelayaran lalu lintas dunia, jalur transportasi negara-negara lain, sehingga menunjang perdagangan di Indonesia cukup ramai dan sebagai sumber devisa negara.[3]
Diketahui secara geografis wilayah Indonesia sangat luas, maka negara kita dikenal sebagai Negara Kepualauan atau Negara Maritim. Ini terbukti dari luas wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke yang terdiri dari pulau-pulau, dengan memiliki ± 17.000 buah pulau dengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan 3.257.483 km2.[4]Dengan wilayah Indonesia yang begitu luasnya, maka memiliki keuntungan-keuntungan, sebagai berikut: a) mempermudah hubungan dengan negara lain, ikatan dagang; b) saling menjalin kerja sama; b) lalu lintas perdagangan damai dan lancar; c) persaingan yang menguntungkan[5]; dan d) sumber daya kelautan yang berlimpah.
Keuntungan lainnya, seperti pada keanekaragaman budaya. Ini menjadi daya tarik bagi masyarakat dunia, sehingga Indonesia menjadi suatu wilayah salah satu tujuan utama untuk berwisata. Dengan kecantikan alam dan keanekaragaman budaya bangsa kita, maka sektor pariwisata menjadi salah satu sumber devisa negara.
Letak geografis Indonesia ternyata tidak selalu membawa keuntungan, tetapi juga dapat mengakibatkan kerugian, misalnya: pada tatanan kehidupan sosial, masyarakat Indonesia dapat terpengaruh oleh budaya luar yang diserap tanpa adanya proses penyaringan (selektif) terhadap budaya yang negatif, sehingga akan menumbuhkan dampak sosial yang kurang baik. Budaya negatif yang diserap tanpa proses selektif dapat mempengaruhi masyarakat Indonesia, seperti: gaya hidup kebarat-baratan, sifat individualisme, dan cara pandang yang terlampau luas. Budaya negatif ini dapat mengakibatkan rasa hormat menghormati dan sopan santun antar sesama luntur, budaya lokal kurang dipertahankan atau mulai ditinggalkan.[6]
Letak geografis Indonesia juga berpengaruh terhadap keadaan/kondisi alam. Pertama, Indonesia beriklim laut, sebab merupakan negara kepulauan sehingga banyak memperoleh pengaruh angin laut yang mendatangkan banyak hujan. Kedua, Indonesia memiliki iklim musim, yaitu iklim yang dipengaruhi oleh angin muson yang berhembus setiap 6 bulan sekali berganti arah. Hal ini menyebabkan musim kemarau dan musim hujan di Indonesia.[7]
B. Pengaruh Letak Astronomis Indonesia
Letak Astronomis suatu negara ialah letak suatu tempat didasarkan pada posisinya terhadap garis lintang dan garis bujur. Garis lintang merupakan garis-garis yang sejajar dengan khatulistiwa yang melintang mengitari bumi sampai daerah kutub. Sementara, garis bujur merupakan garis tegak yang berjajar menghubungkan wilayah kutub utara dan selatan. Garis-garis tersebut merupakan garis khayal yang dipergunakan sebagai pedoman untuk menunjukkan posisi suatu daerah di muka bumi.[8]
Berdasarkan letak astronomisnya, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan antara 95° BT – 141° BT. Wilayah Indonesia paling utara adalah Pulau We di Nanggroe Aceh Darussalam yang berada di 6° LU. Wilayah Indonesia paling selatan adalah Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur yang berada pada 11° LS. Wilayah Indonesia paling barat adalah ujung utara Pulau Sumatera yang berada pada 95° BT dan wilayah Indonesia paling Timur di Kota Merauke yang berada pada 141° BT.[9]
Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:
1) Wilayah Indonesia terletak di sekitar khatulistiwa atau secara keseluruhan terletak di daerah lintasan timur dan berada di daerah tropis. Indonesia mempunyai panjang bujur 46° (sama dengan 118 kelili bumi) dan lebar lintang 17°.[10] Garis lintang dipergunakan untuk membagi wilayah iklim di bumi yang disebut iklim matahari. Berdasarkan letak lintang, Indonesia beriklim tropis dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  • Memiliki curah hujan tinggi.
  • Memiliki hujan hutan tropis yang luas dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
  • Menerima penyinaran matahari sepanjang tahun.
  • Banyak terjadi penguapan sehingga kelembapan udara cukup tinggi.
2)     Wilayah Indonesia dibagi dalam tiga daerah waktu, dengan selisih waktu masing-masing 1 jam. Ketiga daerah waktu tersebut antara lain:
  • Waktu Indonesia Barat (WIB), meliputi daerah Sumatera, Jawa, Madura, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pusat meridiannya adalah 105° BT dan selisih waktu 7 jam lebih awal dari Greenwich Mean Time (GMT).
  • Waktu Indonesia Tengah (WITA), meliputi Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Pulau Sulawesi, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia Tengah memiliki selisih waktu 8 jam lebih awal dari GMT.
  • Waktu Indonesia Timur (WIT), meliputi Kepualuan Maluku, Papua, dan pulau-pulau kecil sekitarnya. Waktu Indonesia bagian timur memiliki selisih waktu 9 jam lebih awal dari GMT.[11]
Pengaruh Letak Astronomis di Dunia:
Letak astronomis di dunia berpengaruh terhadap perbedaan iklim disetiap wilayah. Perbedaan iklim ini dibatasi oleh garis lintang. Seperti gambar di bawah ini, Indonesia berada di antara 6° LU – 11° LS dan dilalui oleh garis khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis. Perhatikan gambar berikut ini:
Iklim
Keterangan:
  1. Daerah beriklim dingin utara terletak diantara 60½° LU – 90° KU (Kutub Utara)
  2. Daerah beriklim sedang utara terletak diantara 40° LU – 60½° LU
  3. Daerah beriklim subtropis utara terletak diantara 23½° LU – 40° LU
  4. Daerah beriklim tropis terletak diantara 23½° LU – 23½° LS (Daerah Khatulistiwa)
  5. Daerah beriklim subtropis selatan 23½° LS – 40° LS
  6. Daerah beriklim sedang selatan terletak diantara 40° LS – 60½° LS
  7. Daerah beriklim dingin selatan terletak diantara 60½° LS – 90° KS (Kutub Selatan)
C. Hubungan Letak Geografis dengan Perubahan Musim di Indonesia
Indonesia berada diantara 6° LU – 11° LS dan merupakan daerah tropis dengan dua musim, yakni musim kemarau dan penghujan yang bergantian setiap enam bulan sekali. Terjadinya perubahan musim ini disebabkan antara lain:
1. Peredaran semu matahari tahunan
Peredaran semu tahunan matahari merupakan peredaran matahari pada bidang ekliptika dalam jangka waktu satu tahun.[12] Bidang ekliptika adalah lingkaran yang ditempuh oleh matahari dalam waktu satu tahun. Pergerakan matahari dari khatulistiwa menuju garis lintang balik utara 23½° LU, kembali ke khatulistiwa dan bergeser menuju ke garis lintang bali selatan 23½° LS dan kembali lagi ke khatulistiwa. Setiap hari akan terjadi pergeseran dari letak terbit/terbenamnya dibandingkan dengan letak yang kemarin. Pergeseran ini disebabkan karena proses perputaran bumi mengelilingi matahari (revolusi), sehingga dapat diketahui bahwa yang berubah adalah posisi bumi terhadap matahari. Akibat dari perputaran bumi yang mengelilingi matahari tersebut, maka mengakibatkan terjadinya pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari. Berikut ini bagan yang menunjukkan pergeseran semu letak terbit/terbenamnya matahari dalam satu tahun. Perhatikan bagan berikut ini:
Peredaran Semu Matahari Tahunan
2. Terbentuknya angin muson
Musim di Indonesia terjadi sebagai akibat letak geografis Indonesia di antara dua benua besar. Benua Asia berada di bumi belahan utara, sedangkan Benua Australia berada di belahan bumi selatan yang mengakibatkan tekanan udara yang berada di Asia dan di Australia. Dengan perbedaan tekanan udara tersebut maka terjadilah angin muson. Angin muson adalah angin yang setiap setengah tahun (6 bulan) berganti arah, sehingga di Indonesia terjadi dua musim, yaitu: musim penghujan dan musim kemarau.[13] Di Indonesia terdapat dua angin muson, yaitu:
a) Angin muson barat
Angin muson barat bertiup pada bulan Oktober – Maret, pada saat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi selatan, sehingga penyinaran matahari di Benua Australia lebih tinggi di banding di Benua Asia. Hal ini menyebabkan udara di Benua Australia bertekanan minimum (-) dan di Benua asia bertekanan maksimu (+), sehingga angin yang bertiup dari Asia menuju ke Australia. Pada kondisi seperti Indonesia terjadi musim hujan, karena angin melewati samudera luas (Pasifik) yang banyak membawa uap air.[14]
b) Angin muson timur
Angin muson timur bertiup mulai bulan April – September, disaat kedudukan semu matahari berada di belahan bumi utara. Akibatnya tekanan udara di Asia rendah (-) dan tekanan udara di Australia tinggi (+), sehingga angin bertiup dari Australia ke Asia. Angin muson timur melewati gurun yang luas di Australia, sehingga bersifat kering. Oleh karena itu Indonesia saat itu mengalami musim kemarau.[15]
D. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia
Curah hujan yang cukup tinggi di daerah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tanaman. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal sebagai kawasan hutan belukar yang bukan saja menyimpan berbagai potensi kekayaan alam, melainkan juga berperan sebagai paru-paru dunia.
1. Persebaran flora di Indonesia
Indonesia memiliki beraneka ragam jenis tumbuhan. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar, terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara terhadap habitat tumbuhan di Indonesia telah dikenal dengan klasifikasi Junghuhn, seorang ahli botani asal Jerman yang membagi jenis tumbuhan berdasarkan ketinggian tempat.[16]
2. Persebaran fauna di Indonesia
Persebaran fauna di Indonesia berkaitan dengan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, terdapat perbedaan sebaran binatang di Indonesia. Klasifikasi persebaran fauna di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace. Menurut klasifikasi ini Indonesia memiliki dua sebaran hewan, yaitu: a) di bagian barat merupakan daerah dengan jenis hewan berasal dari Benua Asia; dan b) bagian timur adalah daerah dengan jenis hewan dari Benua Australia. Namun dalam klasifikasi ini dibagi lagi oleh Wallace menjadi tiga tipe fauna, yaitu: tipe Asiatis, Asiatis-Australis (Peralihan), dan Australis. Pada perkembangannya Garis Wallace disempurnakan lagi oleh Weber menjadi lebih detil. Ahli binatang lain ialah Lydekker, yang menentukan batas barat fauna Australia dengan menggunakan garis kontur kedalaman laut antara 180-200 meter sekitar Paparan Sahul dan Paparan Sunda.[17]
 E. Persebaran Jenis Tanah dan Pemanfaatannya di Indonesia
Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dalam tanah banyak mengandung bermacam-macam bahan organik dan anroganik. Bahan organik berasal dari jasad-jasad makhluk hidup yang telah mati, baik flora, fauna maupun manusia, sedangkan bahan anorganik berasal dari benda-benda mati berupa batuan dan mineral.[18] Berikut ini adalah peta persebaran jenis tanah di Indonesia:

Keterangan Warna:
  1. Merah: Tanah Vulkanis. Jenis tanah ini banyak terdapat di daerah sekitar gunung berapi. Tanah ini terbentuk dari abu vulkanis yang telah mengalami proses pelapukan. Jenis tanah ini umumnya mempunyai ciri berbutir halus, sifatnya tidak mudah tertiup angin, dan jika terkena hujan lapisan tanah bagian atas menutup sehingga tanah ini tidak mudah erosi. Jenis tanah ini sangat subur. Pemanfaatannya biasanya dipergunakan untuk pertanian dan perkebunan.
  2. Biru: Tanah Aluvial. Tanah ini juga sering disebut tanah endapan, yaitu berupa lumpur dan pasir halus yang terbawa oleh air sungai, lalu diendapkan di dataran rendah, lembah dan sekungan sepanjang daerah aliran sungai. Tanah aluvial tidak semuanya mempunyai kandungan unsur hara yang sama. Tinggi rendahnya kandungan unsur haranya tergantung pada tanah induknya. Pemanfaatannya sebagai pertanian (persawahan) karena kondisi keasamannya yang sesuai dan letaknya berada di daerah rendah.
  3. Merah muda: Tanah Laterit. Tanah ini biasanya berwarna merah atau kekuning-kuningan. Tanah laterit miskin akan unsur hara sehingga tidak subur. Tanah ini banyak dijumpai di daerah pegunungan yang hutannya sudah gundul atau lapisan humusnya telah habis karena adanya erosi (tererosi). Jenis tanah ini tidak boleh dibiarkan begitu saja, harus segera diadakan penghijauan atau reboisasi, yaitu dengan cara mengusahakan menanami kembali supaya tanah tersebut dapat subur kembali. Tanah ini dipergunakan sebagai bahan baku industri gerabah (keramik).
  4. Ungu: Tanah Litosol. Tanah ini sering juga disebut tanah berbatu-batu. Tanah ini terbentuk karena pelapukan batuan yang sempurna sehingga sukar ditanami atau kandungan unsur haranya sangat rendah. Sebagian besar jenis tanah ini tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil yang produktif dimanfaatkan untuk tanaman keras, tegalan, palawija, dan padang rumput.
  5. Biru Muda: Tanah Organosol atau tanah gambut, yaitu tanah yang berasal dari bahan organik yang terbentuk karena genangan air sehingga peredaran udara di dalamnya sangat kurang dan proses penghancurannya menjadi tidak sempurna karena kekurangan unsur hara.[19]
Selain keterangan dan peta di atas, masih banyak lagi jenis tanah yang tersebar di Indonesia, seperti: Tanah mergel yang tersebar di daerah dataran rendah seperti di Solo, Madiun, Kediri, dan Nusa Tenggara; Tanah Terasora tersebar di Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara, Maluku, dan Sumatera; Tanah Humus terdapat di Kalimantan Sumatera, Sulawesi dan Papua; dan sebagainya.
F. Kondisi Penduduk Indonesia
Menurut para ahli ilmu Geologi, kepulauan Indonesia yang merupakan suatu gugusan yang terpanjang dan terbesar di dunia.[20] Ini terbukti bahwa Indonesia merupakan negara kesatuan yang masyarakatnya majemuk yang terdiri dari beberapa suku bangsa yang menyebar dari Sabang (ujung Sumatera Utara) sampai Merauke (ujung Papua).[21] Keanekaragaman suku-bangsa ini tentunya seperti yang telah disebutkan di awal pembahasan ini, bahwa Indonesia terletak di cross position (posisi silang). Bukan saja suku-bangsa atau ras yang beraneka ragam di Indonesia, tetapi juga keaneragaman kepercayaan (agama), misalnya seperti Hindu, Budha, Kristen (Katolik dan Protestan), Konghucu dan Islam. Bahasa juga merupakan suatu kekayaan bangsa kita, ada bahasa Indonesia menjadi bahasa persatuan dan bahasa-bahasa daerah yang menjadi identitas kesukuan.
Sebagai daerah lintasan dan menjadi tempat tujuan setiap orang yang melaluinya, bahkan ini sudah terjadi sejak satu juta tahun yang lalu pada zaman prasejarah. Seperti persebaran manusia dengan ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Kelompok ras Austronesia-Melanesoid (Papua Melanezoid), ada yang menyebar ke arah barat dan ada yang menyebar ke arah timur. Mereka yang menyebar ke arah timur menduduki wilayah Indonesia Timur: Papua, Pulau Aru dan Pulau Kai.
  2. Kelompok ras Negroid, yang kini menjadi orang Semang di semenanjung Malaka, orang Mikopsi di Kepulauan Andaman.
  3. Kelompok ras Weddoid, antara lain orang Sakai di Siak Riau, orang Kubu di Sumatera Selatan dan Jambi, orang Tomuna di Pulau Muna, orang Enggano di Pulau Enggano, dan orang Mentawai di Kepulauan Mentawai.
  4. Kelompok ras Melayu Mongoloid, yang dibedakan menjadi dua golongan, yaitu: a) Ras Proto Melayu (Melayu Tua), antara lain Suku Batak, Toraja, dan Dayak; dan b) Ras Deutro Melayu (Melayu Muda), antara lain Suku Bugis, Madura, Jawa, dan Bali. Berikut ini adalah peta persebaran kelompok ras Melayu:

G. Penutup
Dengan mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita dapat mengetahui bahwa Indonesia memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, baik dari segi keadaan alamnya, maupun keadaan sosialnya. Kondisi alam Indonesia yang bervariasi mengakibatkan kondisi penduduk yang bervariasi keadaan sosialnya.
Di mana berbagai varian keadaan sosial juga mengandung potensi konflik yang besar. Namun, yang patut disyukuri betapa pun majemuknya bangsa Indonesia, kehidupan di dalamnya tetap bisa berjalan harmonis (Bhineka Tunggal Ika) dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Setelah mempelajari kondisi fisik wilayah dan penduduk Indonesia kita juga diharapkan dapat: Menunjukkan pada peta dengan tepat letak Astronomis Indonesia; Menjelaskan hubungan posisi geografis dengan perubahan musim di Indonesia agar dapat bersikap yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan wilayah daratan Indonesia agar dapat bersikap yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsanya; Mengidentifikasi penyebab terjadinya perubahan musim dan menentukan bulan berlangsungnya musim hujan dan kemarau di wilayah Indonesia sehingga memiliki tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat dan didengar; Mengemukakan informasi persebaran flora dan fauna di Indonesia agar dapat bertindak mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; Mendeskripsikan persebaran jenis tanah dan pemanfaatannya di Indonesia agar dapat bertindak yang selalu berupaya mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan (manusia, alam, dan tatanan) di sekitar dirinya; dan Menjelaskan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia agar dapat bersikap saat memberikan respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat, budaya, suku dan agama.

 
SMPK Ronggolawe Tuban - Blogger Templates, - by Templates para novo blogger Displayed on lasik Singapore eye clinic.